mencari sebilah tulang rusuk kiri yang hilang ...

1.4.09

Terima kasih, cinta

Terima kasih karena telah menghembuskan udara didunia,
supaya aku hidup dengan napas yang selalu menghela napas-Mu,
untuk berkah ini, pasti akan kutebus dengan seluruh jiwa raga.

Terima kasih telah mengijinkan aku hidup didunia,
supaya aku mengenal Kau sebagai pencipta Yang Maha Segalanya.

Terima kasih telah mancintai aku sebagai abdi,
supaya aku mencintai-Mu, tanpa bandingan.

Dengan cinta-Mu padaku, kau ijinkan aku mencintai seseorang -
seseorang yang Kau cipta, Kau cinta, dan mencintai-Mu -
supaya kami menghargai
setiap anugerah yang diberikan,
kebahagiaan yang indah maupaun musibah yang mengingatkan.

Terima kasih telah memberikan cinta didalam hidup ini,
menyusupkan kasih sayang dalam sanubari,
terima kasih ...

Aku ada untuk mu

Setidaknya aku tidak hanya bisa bermimpi,
setidaknya aku bisa berharap,
setidaknya aku masih punya kesempatan,
setidaknya aku masih memiliki dia - untuk ku puja, untuk ku tuju ...

Selalu kusempatkan diri untuk melihat dirinya,
sekedar tahu adakah dia disini,
sekedar tahu bagaimana kabarnya,
sekedar memberi tahu ia bahwa aku ada, selalu ada untuk memujanya ...

Aku mendapat balas mata,
aku mendapat balas senyum,
aku mendapat balas tawa,
aku mendapat balas kata,
aku mendapat balas perhatian,
aku mendapat harapan,
aku mendapatkan dia lebih dekat dimata,
aku mendapatkan dia lebih terbuka padaku,
aku mendapatkan kekuatan dan keyakinan ...

Selebihnya aku tak kan hanya bermimpi,
selebihnya aku akan berharap lebih,
selebihnya aku akan mengambil setiap kesempatan yang ada - yang ia berikan,
Selebihnya aku akan menyayanginya, membahagiakannya ...

Senantiasa ada aku untuk dia,
sekedar memberi cinta dan menerima cinta,
sekedar membayar rindu - bertukar perhatian,
sekedar bersama untuk mewujudkan tujuan dari kebersamaan, bukan permainan ...

Aku memiliki dia,
aku memiliki harapan tentang dia,
aku memiliki harapan untuk dia,
aku memiliki harapan bersama dia,
segalanya ...

Tak tersentuh waktu

Untuk berada didekatmu saja begitu sulit,
bagaimana bisa mendekati hatimu yang begitu jauh tersembunyi?
Untuk ucapkan selamat pagi dan malam saja pun tak mudah,
bagaimana caranya menyuguhkan jutaan kata sayang untukmu?
Untuk ucapkan selamat ulang tahun saja begitu sulit,
bagaimana jalannyauntuk menghadirkan jutaan kebahagiaan untukmu?
Kalau hanya kau yang enggan, waktu kan bisa merayu -
tapi jika langit pun tak membantuku, apakah aku harus berputus asa?

Aku harap kau sudi untuk sejedar mengerti,
saat ini waktu sedang tidak berpihak padaku,
waktu tak bisa membantu aku sementara ini,
waktu tak bersedia istirahat sejenak untuk menemaniku yang telah berlari mencari hatimu,
waktu terus berlalu, terus melaju ...

Waktu yang mendewasakan kita, dan kelak meminta napas terakhir kita,
sekedar mengingatkan, hela napas kan terus berkurang - kesempatan kian memudar,
kesempatan bertahan didunia, kesempatan untuk aku menyayangimu - meski tak sebaliknya.

Jika kau bisa mendengarkan aku,
"16-09, selamat ulang tahun ..."
Kedewasaan itu jangan membuat jiwa dan hatimu makin menyusut dariku,
aku masih menyayangi; jiwa, raga dan hatimu,
selama aku punya kesempatan bernapas ...

31.3.09

Who will be next to you?

Kalau saja kau membaca isi hati ini,
andai saja kau bisa pahami pikiranku,
bahwa mungkin jalanku masih panjang,
sementara kau berada diujung...
Ada batasan berbeda untuk masing2 kita,
kumbang hidup lebih lama daripada bunga,
kumbang kan mati ketika dijemput waktu,
bunga akan dipetik - orang lain, sebelum layu.
Batasan kita berbeda, pahami itu ...

Mungkin jalanmu masih panjang,
sementara aku menjelang akhir.
Ada sesuatu yang membuatmu selalu jauh dariku.
Batu yang keras pun bisa rapuh dan hancur bila dibiarkan termakan masa.
Kuatnya pondasi mungkin kan pupus,
jika tidak (dianggap) berguna - bila yang disangga ternyata terlalu berat.
Apakah sesuatu yang memberatkan hatimu?

Aku hampir lelah dan putus asa,
nyaris kalah sebelum bertarung - karena tak diberi kesempatan bertarung.
Aku hanya bisa duduk bersandar disebuah sudut gelap jauh dari mu,
lalu bergumam, "Dengan siapa kau akan akhiri hidupmu?"

Bullet in your eyes

Rupanya aku memang harus mencoba melupakannya,
setelah segala sesuatu yang datang dan pergi,
perlahan mengaburkan harapan yang sebelumnya selalu ku genggam,
berpaling dari tatapan matamu yang tak menuju pada ku.
Apakah kau begitu sempurna untukku?

Aku bukan laki2 yang tak berbuat apa2 untuk menyayangi mu
Aku bukan laki2 yang tak bisa apa2 untuk membahagiakan mu
Meski aku tetap manusia yang tak sempurna,
manusia dengan hati kosong tanpa balas cinta.

Rupanya aku benar2 harus berusaha melupakannya,
setelah segala sesuatu yang muncul dan menghilang.
Apakah kau tak pantas untuk ku? Atau justru aku yang tak sepadan untuk mu?

Dengan sebelah mata pun, ia tak pernah membalas mata ku
Aku bukan laki2 yang hanya berdiam diri menghayati perasaan
Aku bukan laki2 yang hanya termenung melamunkan mu, merindukan mu

Rupanya aku mesti melupakannya,
tentang kerinduan ku pada indah lahirnya,
tentang kerinduan ku akan sambutan hatinya,
Aku menyelesaikan kalimat harapan dengan sahaja,
"Aku menanti pintu hatimu terbuka - untukku,
aku tunggu dari jauh, dari dalam gelap,
dalam sunyi kesendirian ..."

Aku adalah aku

Laki-laki takkan lari
Laki-laki takkan pernah sembunyi
karena ia adalah pemberani
karena aku adalah laki-laki,
punya logika, punya hati - perasaan.
Aku takkan lari dan bersembunyi
karena aku adalah laki-laki,
punya iba, punya cinta.
Karena laki-laki adalah pemberani.

I'm a men
I know who I am
I know where I am
I know what I should to

I'm a men
everything in my eyes
everything in my hands
I knew !

Berlalu dan terlupa

Kalau memang mudah untukku melupakan kamu dan semua tentang mu,
mungkin aku akan dengan mudah
mewujudkan semua keinginan hanya dengan satu jentikan jari.
Karena ternyata setiap aku mencoba melupakanmu,
kau justru datang menyelinap disela-sela pikirku.
Karena nyatanya setiap aku berusaha tak mengingatmu,
kau justru membuatku semakin tinggi berharap.
Apa kau sedang bermain dejavu?

Kesendirian ini tidak begitu terasa perih dalam sunyi,
yang justru menghadirkan kembali cerita lalu yang berhikmah.

Kesendirian ini akan terasa begitu nyeri didalam kebahagiaan,
ketika tak ada yang menerima sebagian kebahagiaan yang aku rasa,
ketika tak ada yang disayangi saat aku dilanda cinta,
ketika tak ada yang diajak tertawa disaat aku bercanda ...

Mungkin aku tak perlu melupakanmu.
Karena mengingatmu lebih tenang ...
Karena mengharapkanmu lebih nyaman ...
Karena merindukanmu lebih indah ...

Lebih baik begini jika memang harus seperti ini,
jika ternyata harus lebih lama menanti.

(beautiful day passed for more years)

Tentang dirimu

Tidak mudah untuk mengembalikan apa-apa yang telah berubah,
untuk memahami setiap sudut dan sisi hati serta harapanmu,
untuk membuatmu mengerti apa adanya aku,
karena seakan memang kau membuatnya tak mudah,
karena seolah memang semua hal itu tak ada yang mudah.
Bahkan ketika awal kali mengenalmu.
Meskipun dengan mudah menjalin cerita cinta,
lalu dengan mudah pula mengakhirinya.
Kau memang tak mudah aku dapatkan,
hingga kini pun aku masih harus terus berusaha,
kelak takkan mudah aku lepaskan ...

Seandainya...

Aku berharap bisa mengendalikan waktu,
jika ternyata memang hanya tuan waktu
yang bisa menjawab semua pertanyaan dan harapan.
Akan ku hentikan,
saat bahagia merasuki hati, jiwa dan setiap jengkal raga.
Akan ku putar ulang,
ketika aku perlu menyimak pelajaran yang berhikmah dan melihat kenangan terindah,
Ketika kesalahan itu belum tercipta, ketika masa pedih itu belum hadir.
Akan ku percepat lajunya,
kala aku harus menunggu kepastian yang tak pasti.
Dan akan kubiarka berjalan seperti wajarnya,
bilamana semua seperti situasi yang diinginkan.

Aku berharap bisa menjadi tuan waktu
yang selalu kau perhatikan dan kau perhitungkan keberadaannya,
hingga kau habiskan semuayang kau punya, bersamaku.

Dengarkan setiap detak detik yang bergetar,
rasakan denyut degup jantung ini,
dalam hitungan mundur menuju ambang batas tenaga mengikuti aliran waktu.
Berharap waktu akan berhenti,
tepat saat demua jarumnya berkumpul menjadi satu,
saat semuanya bersatu dalam satu tujuan,
siap mengarungi waktu sebagai nahkoda.

Bukan hanya kata

Aku pikir, cukup hanya dengan kata cinta dan sayang,
nyatanya aku tetap harus memberikan hati.
Aku kira, cukup hanya dengan mencinta dan menyayangi,
ternyata aku harus sedia untuk dicinta dan disayangi.
aku harus sedia untuk dipercaya, dirindukan dan dicemburui.
Rupanya aku tak bisa mengharapkan buah jika tak berbunga.
Dan aku lupa bahwa aku adalah manusia.

Aku pikir, cukup hanya dengan setia dan rindu,
nyatanya aku tetap harus memberikan perhatian dan waktu.
Aku kira, cukup hanya dengan menyimpan fotomu dalam dompetku,
ternyata aku harus menunjukkan kehadiran asmara diantara kita - didalam genggaman kita.
aku harus mendengar dan bercerita tentang keluh dan kisah yang hidup dalam cinta.
Rupanya aku tak bisa meminta cahaya jika tak membuat api.
Aku sempat terlupa bahwa kau adalah wanita yang aku cinta dan mencintai aku.

Baru aku sadari bahwa predikat takkan berarti tanpa subyek,
takkan ada cinta bila yang tercinta tak ada untuk memberi cinta dan menerima cinta.
Aku lupa jika tak hanya aku yang membutuhkan kau,
aku tak ada saat kau membutuhkan aku ...

Sepenuh hati, aku mohon maaf untuk kekhilafan itu - kekurangan ku itu.
Karena ternyata aku terlalu hanyut oleh kesetiaan ku saja.
Karena aku terlalu pongah hanya dengan kata cinta ku yang kau terima.
Aku tak ingat untuk menerima cintamu, membayar setiamu, menjawab rindumu, meredakan cemburumu.
Aku tak ingat untuk mewujudkan cinta itu untuk dinikmati bersama.

Maafkan aku untuk kelemahan ku itu - kesalahan besar dalam hidupku.
Aku harap masih ada kesempatan untuk hadirkan apa yang kau harapkan dariku.
Aku pikir, memang tak akan cukup hanya dengan kata-kata ...

Maafkan aku

Aku baru mengerti satu kata yang selalu kau lagukan begitu tegas pada ku,
Aku baru menyadari dimana letak yang semestinya aku perbaiki,
Aku baru memahaminya saat kau bilang semua sudah terlambat ...
Aku tak berharap kau memberikan aku waktu,
biar Tuhan yang memberikan aku kesempatan.
Aku hanya berharap kau memberi aku pengertian,
biar Tuhan yang menentukan perjalanan kita.

Aku baru mengerti satu bentuk perasaan yang selalu kau serukan padaku ketika terlupakan,
Aku baru menyadari apa yang seharusnya aku lengkapi,
Aku baru memahaminya saat kau bilang semua sudah berlalu ...
Aku tak berharap kau membuka kembali buku lama kisah kita,
biar kubawakan kau buku yang baru untuk kita tulis bersama.
Aku tak berharap banyak pada pintu hatimu yang kini tertutup untuk ku,
kau yang memiliki pintu dan kuncinya, aku hanya bisa mengetuknya.

Aku memang egois,
memaksakan kehendak yang tak bisa aku bagi kepadamu,
melupakan kebersamaan yang sepatutnya aku bagi padamu,
membiarkan kau sendiri menata jiwa untuk menyembuhkan luka hati.
Dimana kesadaran ku saat itu?

Aku telah melukai perasaanmu,
membekas perih yang terbawa hingga kini,
meninggalkan kenangan kelam yang membayangi,
Dimana hatiku saat itu?

Kepada satu orang,
kepada satu-satunya perempuan yang mampu menyempurnakan aku,
kepada satu-satunya perempuan yang mampu memahami dan mengubah aku,
Kepada perempuan yang pernah aku lukai,
kepada Astri Wahyuningsih,
Sekarang kesadaran itu sudah kumiliki, hatiku sudah ku bawa
Bagaimana keadaan pintu hatimu untukku?

Aku melihat Tuhan dari hidupmu,
aku menemukan jalan terbaik menuju hidup yang benar yang pernah jauh dariku.
Aku merasakan surga dari perhatian dan kasih sayangmu,
Aku mendapatkan semangat hidup dari setiap helaan napas mu,
bukan bagaimana aku bisa hidup tanpamu,
melainkan bagaimana aku bisa menjalaninya tanpa ada dirimu ...

Untuk yang pernah kita lewati dengan indah, aku sangat berterima kasih.
Untuk yang pernah kita jalani dalam pedih, aku mohon maaf sebesar-besarnya.
Untuk kesempatan yang belum ku dapatkan kembali, apalagi yang bisa aku tunggu?
Untuk pengertian yang belum kau berikan kembali, berartilah hidup mu untukku.

Hanya tiga perempuan yang sangat berarti dalam perjalanan hidupku hingga kini,
bunda yang melahirkan aku,
Kakak yang menyayangi aku,
dan kau yang pernah mencintai aku ...

Aku berusaha memahami dirimu sedari aku belum mengenal nama mu,
hingga sampai detik yang belum terjamah waktu.

Bulan sabit

Sejenak tercenung dibawah sinar bulan sabit,
aku sadari bahwa ternyata kau semakin menjauh,
menghilang tanpa bekas angin yang menerpa,
pupus dari genggaman tangan.

Lama aku berdiri dibalik jendelamu yang tertutup rapat,
menunggu saat kau bersedia membukanya,
atau sekedar menilai senandung sesalku.

Memamg aku yang salah,
telah begitu lama mengabaikan mu,
hingga hatimu membeku untukku.
Memang aku yang bodoh,
telah begitu dalam melukai mu,
hingga kau luruh beranjak meninggalkan ku.
Simpan kenangan, tepiskan harapan.

Meski sejenak saja, meski harus membunuh seluruh sisa waktu hidupku
berdiri dibawah temaram bulan sabit, dibalik jendelamu
melantunkan gumam harapan
untuk menghangatkan dingin hati mu
dan untuk menyembuhkan luka mu.
Suarakan kata yang pantas dipegang laki-laki,
janji ...
Janji untuk mencinta dan dicinta,
janji untuk melakukan apa saja, segalanya,
memetik bintang, menjelajah angin, bahkan mati ...

Puan untukku

Jika benar kau adalah perempuan yang aku cari,
aku sedia habiskan hidupku untukmu, meski hanya menunggu.
Jika benar aku telah sanggup menetapkan hati,
aku sedia menyerahkannya padamu, meski sekedar merayu.

Tak mudah untuk menumbuhkan dan menyakini perasaan ini,
tak mudah untuk mendekati raga mu, bahkan hati mu.
Seakan terperdaya oleh rasa yang semestinya bisa aku batasi.

Aku adalah laki-laki yang lelah berkelana.
Berdiri sendiri menyepuh luka yang menusuk jiwa,
berdiri sendiri menikmati rasa rindu dan asmara.
Sayuh terjatuh oleh senyum dan pandangan mata nya.

Jika ternyata kau adalah sebilah rusuk kiri ku yang hilang,
aku telah menemukan mu, dan akan kusimpan kau kembali didekat jantungku.
Jika ternyata kau adalah segumpal mimpi ku yang membawa terang,
aku telah wujudkan kau, dan akan ku lindungi cahaya mu.

Tak mudah untuk menjaga dan mengungkapkan perasaan ini,
tak mudah untuk membuatmu memahami apa adanya aku.
Seakan terbelenggu oleh ego dan ketakutan yang membusukkan hati.

Aku adalah laki-laki yang letih bertapa.
Duduk dalam sunyi gelak tawa yang hampa,
duduk dalam sepi kehidupan yang gegap gempita.
Rapuh dan luruh oleh sapa dan gurauan asmara.

Tunggu aku mengucapkan kata, dari mulut yang membeku ...
Tunggulah aku yang masih berlari mendekati mimpi, dekat dimata - jauh digenggaman ...
Terimalah aku ketika waktunya tiba,
temanilah aku mewujudkan mimpi ... Kau salah satu dari mimpi itu.

Cinta, rusuk kiri ku yang hilang

Kemanapun kau berada
aku masih bisa mencarimu,
aku yakin bisa menemukanmu
Tapi jika kau sembunyikan hatimu -
aku tak tahu harus bagaimana dan kemana mencarinya

Jangan pernah kau berada dibelakangku
karena aku tak bisa menolongmu jika kau terjatuh
Jangan pernah kau berada didepanku
karena aku tak bisa melindungimu
Jangan hanya berada didalam lamunanku
karena aku tak bisa benar-benar membahagiakanmu
Jangan hanya melihat dan mendengarkan aku
karena aku tak bisa mengetahui keinginanmu jika kau hanya diam
Jangan pernah kau jauh dariku
karena aku tak bisa merasakan segala yang kau rasakan disana
Jangan pernah kau membenci aku
karena aku tak bisa membenci orang yang paling aku sayangi

Wahai, cinta dari rusuk kiri ...
Bantu aku pecahkan kebimbangan yang tak bisa kujawab sendiri
Ketika sebagian dari hidupku enggan berlabuh kembali padaku
Bagian yang hilang sejak aku terlahir
Kutemukan kembali dengan asmara
Tapi terluka dan terlepas saat mendekap sikap dan sifatku.
Bagian itu adalah sebilah rusuk kiri penuh cinta

Cinta ini membunuhku

Membunuh itu mudah,
yang sulit adalah menyembunyikannya.
Tapi mengapa sulit sekali untuk membunuhmu?
membunuh kau yang selalu mengisi setiap sel otakku,
kau yang senantiasa bersahaja didalam pikiranku,
aku tak bisa membunuhmu,
apalagi menyembunyikan kau dari rindu ...
Kalau kau bisa begitu setia menyusup ke dalam otakku,
jika kau sanggup membayangi pikiranku setiap waktu,
bila kau selalu sedia berada dititik lihat kedua mataku,
dan merasuki hatiku,
Kenapa tak kau gunakan waktu itu untuk mencintai aku?
Kenapa tak kau gunakan kesempatan itu untuk membalas cintaku?
kenapa kau seakan sia-sia menghabisi hidupku?

Aku berharap bisa tak mencintaimu barang sesaat,
aku berharap bisa tak mencintaimu sama sekali,
aku berharap bisa hanya selalu menyayangi dan membahagiakanmu,
Tapi itu pun kau persulit, bagaimana aku bisa membunuhmu?
Satu saja yang kuharapkan darimu - dari semua,
Mengertilah, kau bukan kenangan,
kau adalah seseorang yang hingga kini masih aku sayangi,
masih aku rindukan selalu,
hingga kau berhasil membunuhku ...

Valentine's

Menjelang momen terindah, 14 februari ...
Ketika segala kebencian dan kedengkian berkumpul dan memberi salam hangat,
ketika semua amarah dan dendam bersemi dan berbunga,
ketika seluruh kegelapan dan kesunyian begitu bergairah mencumbu hati.

Betapa indah kesendirian nan dingin ini,
memeluk amarah dan benci dengan mesra,
terbungkus oleh lembayung kegelapan lembut berduri,
menjaga kesetiaan yang sia-sia, merindukan jiwa yang tak sedia berbagi hati kembali ...

Val day may be the fall day ...

Betapa hati yang menghitam itu yang paling memahami,
repihan jiwa yang hancur, bulir darah air mata, sekepal emosi - mereka sangat mengerti.
Apa jadinya aku tanpa mereka ?

Menuju momen terindah. Bagaimana dengan aku ?
Nampaknya cukup puas melihat kebahagiaan cinta yang semerbak diluar sana,
sepertinya cukup lega melihat kebersamaan yang hangat diluar sana,
Kelihatannya, bersahaja mendengar kisah manis mereka - menyimak romantisme mereka.

Kerinduan ku tak kan terpenuhi, kesetiaan ini tak kan terbayar...
Hanya tinggal menikmati saat terindah,
duduk disudut paling gelap, melahap suram yang kelam,
mendekap amarah yang terkasih,
menyayangi pedih yang bersenyawa.

Val day will be the fall day ...

I enjoy the dark and this lonelyness,
to deny and defeat this sense, this feeling, this love that I should not to keep ...
Let the broken stay broken, alone ...

If you're not the one

Dari perjalanan panjang itu,
setelah waktu memperkenalkan dan menyatukan,
lalu memisahkan,
kemudian mempertemukan kembali, ...
Aku sepenuhnya yakin
bahwa kau tercipta didunia ini
untuk menjadi belahan hati dan jiwaku,
untuk menjadi kandungan dalam hidupku,
menjadikan kau untuk menemani seluruh hidupku,
sedari sadar hingga terlelap,
sedari lamunan hingga dalam mimpi,
aku sepenuhnya percaya ...

Sayangnya, aku belum mengetahui
apakah aku pun demikian dalam hidupmu?
Bukan kehendak yang hanya
memiliki sebelah tangan untuk bertepuk,
melainkan tujuan yang sementara ini sekedar sebuah kesempatan,
dan mungkin perlu perjalanan lebih panjang, lebih berliku ...
supaya waktu bisa mengenal lebih dekat,
untuk menyatukan dan tak memisahkan,
aku percaya ...

8.3.09

Menikmati dingin dan sunyi sendiri

Karena mata yang tidak memandang memperhatikan,
aku sekedar sebutir pasir dipantai yang luas ...

Karena memandang bukan berarti berakata,
aku sekedar makhluk yang selalu berharap dan menduga ...

Karena berkata hanya melantunkan bahasa,
aku sekedar manusia yang mendengar dan berbicara ...

Karena bahasa tak selalu cerminan hati,
aku sekedar jiwa yang meminta raga -
aku sekedar raga yang meminta akal -
dan aku sekedar akal yang meminta hati ...

Aku adalah pejuang asmara !
Menyalakan api lilin cinta untuk menemani aku dalam gelap kesendirian,
mencari waktu terbaik untuk membagi cahaya dan hangatnya kepada mu,
atau justru memadamkannya dan kembali dalam gelap nan sepi ...

Sekedar berharap menentukan tujuan.
Kau kah yang menjadi tujuan itu ?
Kau kah yang akan menemani setiap hela napas hidup ku ?
atau hanya sebuah alasan untuk aku rindukan ...

Mungkin harus aku jelaskan pada mu,
tapi mungkin hanya akan ku nikmati sendiri,
atau justru aku akhiri ...

Aku, diriku dan hidupku

Aku, dan semua yang aku punya
betapa lemahnya menghadapi realita.
Selain ketidakabadian yang menyertai,
pun ketidakmampuan yang membayangi.

Apa hanya bisa berlari, setiap bertatap muka dengan jawaban hidup?
Apa hanya bisa meringkuk dan meratap, setiap terjatuh dalam langkah yang tak sigap?
Lalu kemana harus bersembunyi?

Aku hanyalah seseorang yang bertubuh dan berjiwa,
memiliki perasaan dan logika
yang senantiasa bergejolak saling menghabisi, saling menutupi.
Aku juga seseorang yang punya hasrat
untuk mencinta dan dicinta.
Tak apa jika sedikit saja aku menerima cinta,
tapi kemana aku harus memberi bongkahan besar cinta ku?

Aku, dan semua yang aku punya
betapa lemahnya melawan realita.
Selaraskan ketidakabadian, pelajari ketidakmampuan.

Apa hanya bisa diam terpaku,
menatap segala perubahan dan perbedaan yang menusuk?
Apa hanya bisa berharap, tanpa jalan dan tujuan?
Lalu bagaimana harus bersikap?

Do you still love me ?

Oh, my dear soul ...
could you survive to live in my life?
How I close despaire,
there was a wound in my heart,
made by feeling which was senselessness.
I need a guidance,
to show me again how to love,
and how to beloved.

Oh, my dear soul ...
do you still love my life?