Astri Wahyuningsih

mencari sebilah tulang rusuk kiri yang hilang ...

1.4.09

Terima kasih, cinta

Terima kasih karena telah menghembuskan udara didunia,
supaya aku hidup dengan napas yang selalu menghela napas-Mu,
untuk berkah ini, pasti akan kutebus dengan seluruh jiwa raga.

Terima kasih telah mengijinkan aku hidup didunia,
supaya aku mengenal Kau sebagai pencipta Yang Maha Segalanya.

Terima kasih telah mancintai aku sebagai abdi,
supaya aku mencintai-Mu, tanpa bandingan.

Dengan cinta-Mu padaku, kau ijinkan aku mencintai seseorang -
seseorang yang Kau cipta, Kau cinta, dan mencintai-Mu -
supaya kami menghargai
setiap anugerah yang diberikan,
kebahagiaan yang indah maupaun musibah yang mengingatkan.

Terima kasih telah memberikan cinta didalam hidup ini,
menyusupkan kasih sayang dalam sanubari,
terima kasih ...

Aku ada untuk mu

Setidaknya aku tidak hanya bisa bermimpi,
setidaknya aku bisa berharap,
setidaknya aku masih punya kesempatan,
setidaknya aku masih memiliki dia - untuk ku puja, untuk ku tuju ...

Selalu kusempatkan diri untuk melihat dirinya,
sekedar tahu adakah dia disini,
sekedar tahu bagaimana kabarnya,
sekedar memberi tahu ia bahwa aku ada, selalu ada untuk memujanya ...

Aku mendapat balas mata,
aku mendapat balas senyum,
aku mendapat balas tawa,
aku mendapat balas kata,
aku mendapat balas perhatian,
aku mendapat harapan,
aku mendapatkan dia lebih dekat dimata,
aku mendapatkan dia lebih terbuka padaku,
aku mendapatkan kekuatan dan keyakinan ...

Selebihnya aku tak kan hanya bermimpi,
selebihnya aku akan berharap lebih,
selebihnya aku akan mengambil setiap kesempatan yang ada - yang ia berikan,
Selebihnya aku akan menyayanginya, membahagiakannya ...

Senantiasa ada aku untuk dia,
sekedar memberi cinta dan menerima cinta,
sekedar membayar rindu - bertukar perhatian,
sekedar bersama untuk mewujudkan tujuan dari kebersamaan, bukan permainan ...

Aku memiliki dia,
aku memiliki harapan tentang dia,
aku memiliki harapan untuk dia,
aku memiliki harapan bersama dia,
segalanya ...

Tak tersentuh waktu

Untuk berada didekatmu saja begitu sulit,
bagaimana bisa mendekati hatimu yang begitu jauh tersembunyi?
Untuk ucapkan selamat pagi dan malam saja pun tak mudah,
bagaimana caranya menyuguhkan jutaan kata sayang untukmu?
Untuk ucapkan selamat ulang tahun saja begitu sulit,
bagaimana jalannyauntuk menghadirkan jutaan kebahagiaan untukmu?
Kalau hanya kau yang enggan, waktu kan bisa merayu -
tapi jika langit pun tak membantuku, apakah aku harus berputus asa?

Aku harap kau sudi untuk sejedar mengerti,
saat ini waktu sedang tidak berpihak padaku,
waktu tak bisa membantu aku sementara ini,
waktu tak bersedia istirahat sejenak untuk menemaniku yang telah berlari mencari hatimu,
waktu terus berlalu, terus melaju ...

Waktu yang mendewasakan kita, dan kelak meminta napas terakhir kita,
sekedar mengingatkan, hela napas kan terus berkurang - kesempatan kian memudar,
kesempatan bertahan didunia, kesempatan untuk aku menyayangimu - meski tak sebaliknya.

Jika kau bisa mendengarkan aku,
"16-09, selamat ulang tahun ..."
Kedewasaan itu jangan membuat jiwa dan hatimu makin menyusut dariku,
aku masih menyayangi; jiwa, raga dan hatimu,
selama aku punya kesempatan bernapas ...

31.3.09

Who will be next to you?

Kalau saja kau membaca isi hati ini,
andai saja kau bisa pahami pikiranku,
bahwa mungkin jalanku masih panjang,
sementara kau berada diujung...
Ada batasan berbeda untuk masing2 kita,
kumbang hidup lebih lama daripada bunga,
kumbang kan mati ketika dijemput waktu,
bunga akan dipetik - orang lain, sebelum layu.
Batasan kita berbeda, pahami itu ...

Mungkin jalanmu masih panjang,
sementara aku menjelang akhir.
Ada sesuatu yang membuatmu selalu jauh dariku.
Batu yang keras pun bisa rapuh dan hancur bila dibiarkan termakan masa.
Kuatnya pondasi mungkin kan pupus,
jika tidak (dianggap) berguna - bila yang disangga ternyata terlalu berat.
Apakah sesuatu yang memberatkan hatimu?

Aku hampir lelah dan putus asa,
nyaris kalah sebelum bertarung - karena tak diberi kesempatan bertarung.
Aku hanya bisa duduk bersandar disebuah sudut gelap jauh dari mu,
lalu bergumam, "Dengan siapa kau akan akhiri hidupmu?"

Bullet in your eyes

Rupanya aku memang harus mencoba melupakannya,
setelah segala sesuatu yang datang dan pergi,
perlahan mengaburkan harapan yang sebelumnya selalu ku genggam,
berpaling dari tatapan matamu yang tak menuju pada ku.
Apakah kau begitu sempurna untukku?

Aku bukan laki2 yang tak berbuat apa2 untuk menyayangi mu
Aku bukan laki2 yang tak bisa apa2 untuk membahagiakan mu
Meski aku tetap manusia yang tak sempurna,
manusia dengan hati kosong tanpa balas cinta.

Rupanya aku benar2 harus berusaha melupakannya,
setelah segala sesuatu yang muncul dan menghilang.
Apakah kau tak pantas untuk ku? Atau justru aku yang tak sepadan untuk mu?

Dengan sebelah mata pun, ia tak pernah membalas mata ku
Aku bukan laki2 yang hanya berdiam diri menghayati perasaan
Aku bukan laki2 yang hanya termenung melamunkan mu, merindukan mu

Rupanya aku mesti melupakannya,
tentang kerinduan ku pada indah lahirnya,
tentang kerinduan ku akan sambutan hatinya,
Aku menyelesaikan kalimat harapan dengan sahaja,
"Aku menanti pintu hatimu terbuka - untukku,
aku tunggu dari jauh, dari dalam gelap,
dalam sunyi kesendirian ..."

Aku adalah aku

Laki-laki takkan lari
Laki-laki takkan pernah sembunyi
karena ia adalah pemberani
karena aku adalah laki-laki,
punya logika, punya hati - perasaan.
Aku takkan lari dan bersembunyi
karena aku adalah laki-laki,
punya iba, punya cinta.
Karena laki-laki adalah pemberani.

I'm a men
I know who I am
I know where I am
I know what I should to

I'm a men
everything in my eyes
everything in my hands
I knew !

Berlalu dan terlupa

Kalau memang mudah untukku melupakan kamu dan semua tentang mu,
mungkin aku akan dengan mudah
mewujudkan semua keinginan hanya dengan satu jentikan jari.
Karena ternyata setiap aku mencoba melupakanmu,
kau justru datang menyelinap disela-sela pikirku.
Karena nyatanya setiap aku berusaha tak mengingatmu,
kau justru membuatku semakin tinggi berharap.
Apa kau sedang bermain dejavu?

Kesendirian ini tidak begitu terasa perih dalam sunyi,
yang justru menghadirkan kembali cerita lalu yang berhikmah.

Kesendirian ini akan terasa begitu nyeri didalam kebahagiaan,
ketika tak ada yang menerima sebagian kebahagiaan yang aku rasa,
ketika tak ada yang disayangi saat aku dilanda cinta,
ketika tak ada yang diajak tertawa disaat aku bercanda ...

Mungkin aku tak perlu melupakanmu.
Karena mengingatmu lebih tenang ...
Karena mengharapkanmu lebih nyaman ...
Karena merindukanmu lebih indah ...

Lebih baik begini jika memang harus seperti ini,
jika ternyata harus lebih lama menanti.

(beautiful day passed for more years)

Tentang dirimu

Tidak mudah untuk mengembalikan apa-apa yang telah berubah,
untuk memahami setiap sudut dan sisi hati serta harapanmu,
untuk membuatmu mengerti apa adanya aku,
karena seakan memang kau membuatnya tak mudah,
karena seolah memang semua hal itu tak ada yang mudah.
Bahkan ketika awal kali mengenalmu.
Meskipun dengan mudah menjalin cerita cinta,
lalu dengan mudah pula mengakhirinya.
Kau memang tak mudah aku dapatkan,
hingga kini pun aku masih harus terus berusaha,
kelak takkan mudah aku lepaskan ...

Seandainya...

Aku berharap bisa mengendalikan waktu,
jika ternyata memang hanya tuan waktu
yang bisa menjawab semua pertanyaan dan harapan.
Akan ku hentikan,
saat bahagia merasuki hati, jiwa dan setiap jengkal raga.
Akan ku putar ulang,
ketika aku perlu menyimak pelajaran yang berhikmah dan melihat kenangan terindah,
Ketika kesalahan itu belum tercipta, ketika masa pedih itu belum hadir.
Akan ku percepat lajunya,
kala aku harus menunggu kepastian yang tak pasti.
Dan akan kubiarka berjalan seperti wajarnya,
bilamana semua seperti situasi yang diinginkan.

Aku berharap bisa menjadi tuan waktu
yang selalu kau perhatikan dan kau perhitungkan keberadaannya,
hingga kau habiskan semuayang kau punya, bersamaku.

Dengarkan setiap detak detik yang bergetar,
rasakan denyut degup jantung ini,
dalam hitungan mundur menuju ambang batas tenaga mengikuti aliran waktu.
Berharap waktu akan berhenti,
tepat saat demua jarumnya berkumpul menjadi satu,
saat semuanya bersatu dalam satu tujuan,
siap mengarungi waktu sebagai nahkoda.

Bukan hanya kata

Aku pikir, cukup hanya dengan kata cinta dan sayang,
nyatanya aku tetap harus memberikan hati.
Aku kira, cukup hanya dengan mencinta dan menyayangi,
ternyata aku harus sedia untuk dicinta dan disayangi.
aku harus sedia untuk dipercaya, dirindukan dan dicemburui.
Rupanya aku tak bisa mengharapkan buah jika tak berbunga.
Dan aku lupa bahwa aku adalah manusia.

Aku pikir, cukup hanya dengan setia dan rindu,
nyatanya aku tetap harus memberikan perhatian dan waktu.
Aku kira, cukup hanya dengan menyimpan fotomu dalam dompetku,
ternyata aku harus menunjukkan kehadiran asmara diantara kita - didalam genggaman kita.
aku harus mendengar dan bercerita tentang keluh dan kisah yang hidup dalam cinta.
Rupanya aku tak bisa meminta cahaya jika tak membuat api.
Aku sempat terlupa bahwa kau adalah wanita yang aku cinta dan mencintai aku.

Baru aku sadari bahwa predikat takkan berarti tanpa subyek,
takkan ada cinta bila yang tercinta tak ada untuk memberi cinta dan menerima cinta.
Aku lupa jika tak hanya aku yang membutuhkan kau,
aku tak ada saat kau membutuhkan aku ...

Sepenuh hati, aku mohon maaf untuk kekhilafan itu - kekurangan ku itu.
Karena ternyata aku terlalu hanyut oleh kesetiaan ku saja.
Karena aku terlalu pongah hanya dengan kata cinta ku yang kau terima.
Aku tak ingat untuk menerima cintamu, membayar setiamu, menjawab rindumu, meredakan cemburumu.
Aku tak ingat untuk mewujudkan cinta itu untuk dinikmati bersama.

Maafkan aku untuk kelemahan ku itu - kesalahan besar dalam hidupku.
Aku harap masih ada kesempatan untuk hadirkan apa yang kau harapkan dariku.
Aku pikir, memang tak akan cukup hanya dengan kata-kata ...