mencari sebilah tulang rusuk kiri yang hilang ...

31.3.09

Bulan sabit

Sejenak tercenung dibawah sinar bulan sabit,
aku sadari bahwa ternyata kau semakin menjauh,
menghilang tanpa bekas angin yang menerpa,
pupus dari genggaman tangan.

Lama aku berdiri dibalik jendelamu yang tertutup rapat,
menunggu saat kau bersedia membukanya,
atau sekedar menilai senandung sesalku.

Memamg aku yang salah,
telah begitu lama mengabaikan mu,
hingga hatimu membeku untukku.
Memang aku yang bodoh,
telah begitu dalam melukai mu,
hingga kau luruh beranjak meninggalkan ku.
Simpan kenangan, tepiskan harapan.

Meski sejenak saja, meski harus membunuh seluruh sisa waktu hidupku
berdiri dibawah temaram bulan sabit, dibalik jendelamu
melantunkan gumam harapan
untuk menghangatkan dingin hati mu
dan untuk menyembuhkan luka mu.
Suarakan kata yang pantas dipegang laki-laki,
janji ...
Janji untuk mencinta dan dicinta,
janji untuk melakukan apa saja, segalanya,
memetik bintang, menjelajah angin, bahkan mati ...

0 komentar: